Pasien dengan penyakit jantung yang menjalani rehabilitasi mungkin merasa tertekan dan takut. Para peneliti mengatakan bahwa rasa cemas dan takut itu bisa meningkatkan risiko komplikasi dan memperlambat penyembuhan. James Blumenthal, seorang psikiater di Duke University, Durham, Amerika Serikat, menyebut rehabilitasi pasien dengan penyakit jantung juga Anda perlu manajemen stres. Studi menunjukkan bahwa pasien jantung dilakukan dengan manajemen stres mengurangi risiko komplikasi. Penelitian ini dilakukan untuk kelompok pertama adalah 151 pasien dengan penyakit jantung yang sedang menjalani latihan berbasis rehabilitasi. Selain olahraga, mereka juga diberikan pengobatan stres, seperti berbagi kelompok dan relaksasi.
Sedangkan kelompok kedua dari 75 pasien yang menjalani rehabilitasi jantung. Bedanya, kelompok ini tidak didasarkan olahraga rehabilitasi dan melakukannya dengan manajemen stres sebagai kelompok pertama. Setelah tiga tahun, ditemukan bahwa 18 persen partisipan meninggal karena serangan jantung atau stroke. Sementara di kelompok kedua, persentase yang lebih besar, yaitu, 33 persen. Mereka yang tidak rehabilitasi, olahraga atau stres manajemen memiliki persentase tertinggi kematian, yaitu 47 persen.
"Kita tahu bahwa olahraga dapat mengurangi stres. Oleh karena itu, pasien berdasarkan latihan rehabilitasi jantung, bersama dengan pengobatan stres yang kita pikirkan adalah program terbaik rehabilitasi," Blumenthal mengatakan, dikutip dari Reuters, Kamis (03 / 24/2016).